Salju.... mungkin bagi anda yang sering pergi ke luar negeri pada saat musim dingin pasti sering menemukan salju... Nah salju yang ini berbeda dari salju yang ada di luar negeri terbentuk dari embun beku.
Dieng menyimpan segudang peristiwa dan fenomena alam yang unik, selain double sunrise (matahari terbit 2 kali dalam sehari) pada musim kemarau (pagi hari) ada kistal-kristal salju yang terhampar memenuhi tanah lapang dan ladang pertanian dengan ketebalan 0,5 – 1 cm. Tercatat suhu udara dieng bisa mencapai minus 4 derajat celsius.
fenomena ini bukan lagi terjadi di Eropa tetapi di dalam negeri kitapun ada, dan hampir setiap tahun di Dataran Tinggi Dieng selalu turun salju atau embun upas menurut warga Dieng. Memasuki bulan Agustus di daerah Dieng cuaca sangat dingin cuaca yang dingin diperkirakan puncaknya jatuh pada pertengahan hingga akhir bulan Agustus ini.
Bertempat tinggal diantara lereng gunung sindoro dan gunung
sumbing, menjadikan daerah wonosobo merupakan salah satu kota dengan
ketinggian diatas rata-rata kota lainnya di indonesia.Geografisnya yang pegunungan, dengan ketinggian antara 250 – 2.250 meter
dpl.
Yang menarik dari perubahan cuaca pada musim kemarau ini adalah
fenomena yang terjadi di dataran tinggi Dieng yaitu fenomena embun salju
atau orang sekitar sering menyebutnya “embun upas”. Disebut embun salju
karena embun tersebut membeku dan menempal pada pucuk-pucuk dedaunan
dan rerumputan. Putih membentang, menghampar disepanjang lahan dan
padang ilalang.
Pemandangan yang cukup langka ini terjadi diantara bulan Agustus –
September. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda yang hendak
menyaksikannya. Bagi yang belum pernah melihat salju barangkali dengan
datang ke dataran tinggi Dieng di bulan tersebut dapat menjumpai embun
bersalju.
Fenomena dibalik pesona embun salju di Dieng yang mengagumkan ini
bukan berarti tidak berdampak buruk. Bagi para petani terutama petani
kentang dengan adanya embun salaju atau embun upas ini merupakan sebuah
ujian tersendiri. Pasalnya tanaman kentang tidak tahan dengan embun
salju makanya orang sekitar menyebutnya embun upas (racun) karena
tanaman kentang bisa layu, mebusuk dan mati.
Namun terlepas dari itu “Menikmati Pesona Embun Salju di Dieng”
dimusim kemarau ini merupakan keasyikan tersendiri. Bagi penduduk di
dataran tinggi Dieng fenomena semacam ini sudah biasa. Menurut mereka
pada siang hari suhu mencapai 22-24 derajat celcius. Sedang pada malam
hari suhu bisa mendekati minus 5 derajat celcius. Sedang puncak beku
terjadi antara pukul 02.00 dini hari sampai 06.00 pagi hari.



